Teknik Sampling (Probability dan Non Probability)
Jenis-Jenis Teknik Sampling serta Kegunaannya
Pengertian Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara dalam menentukan sampel penelitian. Agar hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel masih bisa mewakili karakteristik populasi, maka perlu teknik sampling yang tepat. Secara umum terdapat dua jenis teknik sampling yaitu, sampel acak (probability sampling) dan sampel tidak acak (nonprobability sampling). Apa perbedaan dari masing-masing jenis teknik sampling tersebut? Langsung saja mari kita bahas.
Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan yang sama kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Contoh, misalnya ada 100 orang pada suatu populasi dan yang akan menjadi sampel sebanyak 25 orang, maka setiap elemen populasi akan mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sebagai contoh, lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya tidak dipilih karena letaknya jauh.
Ada tujuan yang berbeda dari kedua jenis teknik pengambilan sampel diatas. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi, atau istilanya adalah melakukan generalisasi, maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian, maka sampel bisa diambil secara tidak acak.
Peneliti biasanya menggunakan sampel tidak acak atau nonprobability sampling apabila peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap terkait elemen populasi. Sebagai contoh, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, maka kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya dan juga karakteristik konsumen.
Karena dia tidak mengetahui ukuran populasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai sampel dikatakan representatif? Selanjutnya bisakah peneliti memilih sampel secara random, apabila tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen? Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel secara acak tidak memungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak (nonprobability sampling). Karena menggunakan nonprobability sampling, maka konsekuensinya hasil penelitian tersebut tidak bisa digeneralisasikan.
Baca juga: Hipotesis Penelitian
Perbedaan Sampel Probability dan Non Probability
Perbedaan teknik sampel probability dengan non probability kami sajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
Pada teknik pemilihan sampel probability dan nonprobability, terdapat beberapa teknik yang lebih spesifik lagi. Pada sampel acak (probability sampling) terdapat simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling terdapat teknik convenience sampling, purposive sampling, snowball sampling.
A. Probability Sampling (Teknik Pengambilan Sampel Acak)
Jenis-jenis probability sampling serta penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Simple Random Sampling
Simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk dijadikan sampel. Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah sebagai berikut:
- Anggota populasi tidak mempunyai strata, sehingga relatif homogen.
- Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar dalam pengambilan sampel.
2. Stratified Random Sampling
Stratified random sampling ini digunakan untuk mengurangi pengaruh faktor heterogen dan melakukan pembagian elemen-elemen populasi ke dalam strata. Selanjutnya dari masing-masing strata dipilih sampel nya secara random sesuai proporsinya. Teknik sampling ini banyak digunakan untuk mempelajari karakteristik yang berbeda, misalnya pada sekolah, ada kelas I kelas II, dan kelas III.
Keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila menggunakan teknik simple random sampling. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel. Adakalanya populasi yang ada memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristiknya sendiri.
3. Cluster Sampling
Cluster sampling adalah teknik sampel yang digunakan ketika elemen dari populasi secara geografis tersebar luas, misalnya penduduk dari suatu negara. Elemen-elemen dalam populasi dibagi kedalam cluster (kelompok), jika ada beberapa kelompok dengan heterogenitas dalam kelompoknya dan homogenitas antar kelompok.
Sebagai contoh: Peneliti ingin melakukan sampling dengan unit sampel sejumlah kota yang ada di Indonesia, yang menjadi populasi adalah semua kota yang ada di Indonesia. Indonesia di cluster menjadi 34 provinsi. Dipilih 10 provinsi secara acak untuk menjadi sampel. Dari 10 provinsi, dipilih sejumlah kota sebagai sampel.
4. Systematic Sampling
Systematic Sampling adalah teknik sampel yang digunakan apabila ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. Misalnya, setiap unsur populasi keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”–nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah, dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
B. Nonprobability Sampling (Teknik Pengambilan Sampel Tidak Acak)
Ada beberapa jenis teknik nonprobability sampling, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Convenience Sampling
Convenience sampling adalah teknik sampling yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan. Ketika memilih sampel, seorang peneliti tidak memiliki pertimbangan lain kecuali berdasarkan faktor kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena secara kebetulan bertemu orang di suatu tempat atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis yang menggunakan istilah accidental sampling.
Contoh kasus: peneliti ingin mengetahui minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan. Untuk pengambilan sampel, peneliti memberikan angket kepada para pengunjung perpustakaan dan dijadikan sebagai sampel.
2. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Seseorang diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa orang tersebut memiliki informasi yang diperlukan untuk penelitiannya.
Sebagai contoh: seorang peneliti akan meneliti kasus tawuran pelajar. Sudah diketahui secara umum bahwa yang suka tawuran itu hanya di beberapa sekolah tertentu saja. Jadi secara sengaja (purposive), peneliti melakukan perburuan sampel murid yang suka tawuran ke sekolah-sekolah tertentu saja.
3. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik sampling yang dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Peneliti hanya mengetahui satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya cocok untuk dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak sampel lagi, lalu peneliti minta kepada sampel pertama untuk menunjukkan orang lain yang cocok untuk dijadikan sampel.
Contoh kasus snowball sampling: peneliti ingin meneliti para pengguna narkoba. Jika sudah ditemukan satu orang pengguna maka dari orang tersebut digali siapa saja teman-temannya yang suka mengkonsumsi narkoba. Dari temannya yang tadi, dicari lagi informasi siapa teman-teman yang lain. Selanjutnya dengan cara seperti itu sampai sampel cukup untuk memperoleh data yang diperlukan.
Ok, demikian artikel terkait Teknik Sampling (Probability dan Non Probability Sampling), semoga artikel ini bermanfaat ya. Terimakasih sudah mengunjunggi faqirilmu.com.
Referensi:
Ngatno. 2015. Buku Ajar Metodologi Penelitian Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Semarang: CV Indoprinting.
Komentar
Posting Komentar